LAPORAN
MAGANG
AYAM
PETELUR
PT.
HALIM FARM
Disusun
Oleh :
Akbar
Muhammad W. H0512008
Ananda
Saka P. H0512010
Dewanto
Suyono H0512035
Dian
Viky Aditya H0512039
JURUSAN
PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ternak
merupakan bahan baku sumber protein hewani untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
manusia. Produk dari ternak dapat berupa daging, telur maupun susu, yang dimanfaatkan untuk konsumsi
masyarakat sehari-hari. Protein yang terkandung sangatlah tinggi guna mencukupi
kebutuhan nutrient harian manusia.
Kecukupan gizi yang dikonsumsi manusia akan menunjang kelancaran seluruh
aktivitas manusia.
Salah
satu produk hewani yang mengandung protein tinggi adalah telur. Telur merupakan produk hewani yang mudah
didapatkan oleh manusia dengan harga yang terjangkau. Telur selain mengandung
protein juga mengandung nutrient lain
seperti karbohidrat dan lemak. Saat ini konsumsi telur masyarakat Indonesia
masih tergolong rendah. Telur yang dikonsumsi masyarakat Indonesia masih
berkisar antara 90 butir/kapita/tahun yang artinya setiap 4 hari masyarakat
Indonesia mengonsumsi 1 butir telur (Infopublik, 2013). Hal tersebut
dikarenakan kurang sadarnya masyarakat Indonesia akan kebutuhan protein hewani.
Ayam
layer atau ayam petelur merupakan sebuah usaha yang prospek ke depannya
menjanjikan. Kebutuhan pangan berupa telur akan selalu bertambah seiring dengan
pertambahan penduduk. Usaha peternakan ayam petelur juga memerlukan karyawan
yang dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Halim farm merupakan salah satu peternakan
ayam petelur yang menyokong ketersediaan telur di Indonesia khususnya di
Surakarta dan sekitarnya. Halim farm
memiliki beberapa cabang peternakan yang bergerak dibidang pembibitan (breeding), pencampuran ransum dan
tentunya juga kandang layer. Salah satu anak cabang dari Halim farm letaknya di dusun Tundungan, desa
Sroyo kecamatan Jaten kabupaten Karanganyar yang letaknya ± 10 KM dari pusat
Kota Solo. Halim farm cabang Tundungan mempunyai luas lahan ± 5 Ha dengan
jumlah kandang yang fungsi adalah 45 kandang. Karyawan dalam peternakan ini ada
30 orang.
B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan
magang ini memiliki tujuan antara lain sebagai berikut :
1.
Agar mahasiswa dapat memperoleh
pengalaman dengan mengikuti pelaksanaan kegiatan di lapangan kerja yang ada di
bidang peternakan pada umumnya.
2.
Agar mahasiswa dapat meningkatkan
pengetahuan mengenai hubungan antara teori yang di dapat selama kuliah dengan
penerapan yang ada di lapangan kerja.
3. Merupakan sebuah kegiatan untuk lebih
mendalami mengenai ayam layer dan manajemennya.
C. Manfaat Kegiatan
Kegiatan
magang ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Mahasiswa
mendapatkan pengalaman mengenai kegiatan dan manajemen dalam peternakan ayam
petelur.
2. Mahasiswa
mengetahui tanda-tanda penyakit pada ayam petelur dan cara penanggulangannya.
3.
Mahasiswa
mampu berkomunikasi dengan baik dan mengintegrasikan diri dalam lingkungan perusahaan
PT. Halim Farm.
4.
Mahasiswa mampu menganalisa berbagai permasalahan serta kendala dalam pelaksanaan dan pengembangan usaha peternakan
ayam petelur di PT Halim Farm.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Ayam Petelur (Layer)
Ayam
domestik termasuk dalam spesies Gallus gallus tetapi terkadang ditujukan kepada Galluells domesticus. Ayam
diklasifikasikan sebagai berikut (Scanes et al., 2004) :
Filum : Chordata
Subfilum : vertebrata
Kelas : Aves
Superordo : Carinatae
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus gallus
Ayam layer atau ayam
petelur adalah ayam yang diternakkan khusus untuk menghasilkan telur konsumsi.
Jenis ayam petelur dibagi menjadi tipe ayam petelur ringan dan medium. Tipe
ayam petelur ringan mempunyai badan yang ramping dan kecil, bulu berwarna putih
bersih, dan berjengger merah, berasal dari galur murni (white leghorn)
mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Ayam
petelur ringan sensitif terhadap cuaca panas dan keributan, responnya yaitu
produksi akan menurun. Tipe ayam petelur medium memiliki bobot tubuh yang cukup
berat, tidak terlalu gemuk, kerabang telur berwarna coklat,dan bersifat dwiguna
(Bappenas, 2010). Ayam yang dipelihara sebagai penghasil telur konsumsi umumnya
tidak memakai pejantan dalam kandangnya karena telur konsumsi tidak perlu
dibuahi (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus
menghasilkan telur sehingga produktifitas telurnya
melebihi dari produktifitas ayam jenis lainnya. Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur
sangat ditentukan oleh sifat genetis ayam, manajemen pemeliharaan, makanan dan
kondisi pasar (Amrullah, 2003).
Menurut
Rasyaf (2008) ayam petelur dibagi menjadi
1.
Ayam Petelur Tipe Ringan
Tipe
ayam ini sering disebut juga dengan tipe ayam petelur putih. Ayam tipe ini
mempunyai badan yang ramping atau disebut kurus-mungil. Bulunya berwarna putih
bersih dan berjengger merah. Ayam tipe ini umumnya berasal dari galur murni white
leghorn. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 butir telur per tahun
produksi hen house. Ayam tipe ringan ini memang khusus diciptakan untuk
bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan
bertelur. Berbeda dengan ayam pedaging atau ayam broiler khususnya yang memang
diarahkan untuk memproduksi daging. Ayam tipe ringan sensitif terhadap cuaca
panas dan keributan.
2.
Ayam Petelur Tipe Medium
Bobot
tubuh ayam tipe ini cukup berat. Berat badannya berada diantara ayam petelur
tipe ringan dan ayam broiler sehingga disebut tipe medium. Tubuh ayam tipe
medium tidak terlalu kurus tetapi juga tidak terlalu gemuk, karena menghasilkan
telur yang cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak, ayam
tipe ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Ayam-ayam yang termasuk tipe
ini misalnya : Rhode Island Red, Lohman Brown, Hubbard, Dekalb, Isa Brown,
Hyline.
B. Perkandangan
Sistem perkandangan ayam
petelur dapat berupa litter dan cage. Sistem litter menggunakan
alas berupa sekam atau serbuk gergaji,. Sistem cage dapat
berupa single bird cage (diisi satu ekor ayam, disebut juga
kandang tipe baterai), multiple bird cage (diisi 2 ekor ayam
atau lebih, tidak lebih dari 8 – 10 ekor), dan colony cage (diisi
20 – 30 ekor ayam). Lebar bangunan kandang untuk ayam petelur saat fase layer
sebaiknya sekitar 8 m apabila tipe kandang terbuka, jika lebar kandang 12 m
maka perlu dilengkapi dengan ridge ventilation. ventilasi
yang kurang baik mengakibatkan amoniak dari ekskreta akan mejadi racun bagi
ayam, menimbulkan gangguan pernafasan, penurunan produksi, dan penyakit cacing
untuk ayam yang dipelihara di kandang litter. Pemberian cahaya sebaiknya 14 jam
per hari, yaitu kombinasi antara cahaya matahari dan cahaya lampu sebagai
tambahan, tujuannya untuk meningkatkan produksi telur, mempercepat dewasa
kelamin, mengurangi sifat mengeram, dan memperlambat molting (perontokan bulu) (Kartasudjana dan
Suprijatna, 2006).
Suhu optimal untuk
pemeliharaan ayam petelur strain Hy-Line
Brown fase layer yaitu 18 – 27%, dengan batas kelembaban 40 – 60%.
Intensitas cahaya sekitar 20 lux.
Sistem kandang dapat berupa litter (kepadatan maksimum 8 ekor/m2), slat (kepadatan maksimum 10 ekor/m2)
atau kombinasi litter-slat (kepadatan maksimum 9 ekor/m2). Sarang
untuk bertelur berbentuk boks, satu sarang dengan ukuran 30 x 40 x 50 cm dapat
digunakan maksimum untuk delapan ekor ayam. Sarang tidak diperlukan dalam
sistem perkandangan cage (sangkar) (Hy-Line International,
2010).
Cage dapat dibuat bertingkat hingga tiga deck atau
lebih. Deck disusun membentuk frame A agar ekskreta ayam
dari deck atas langsung
jatuh ke lantai atau tempat penampungan ekskreta dan tidak jatuh
ke deck di bawahnya. Partisi untuk cage dapat berupa solid (tertutup)
atau wire. Partisi yang
berbentuk wireberfungsi untuk mengoptimalkan pertukaran udara di
dalam cage. Cage untuk ayam petelur dapat
terbuat dari berbagai bahan seperti logam, plastik, kayu, atau bambu (Lelystad,
2004).
C. Pakan
Ransum adalah campuran
berbagai macam bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk
memenuhi kebutuhan zat-zat makanan. Zat makanan tersebut yang diperlukan bagi
pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi. Agar pertumbuhan dan produksi
maksimal, jumlah dan kandungan zat-zat makanan yang diperlukan ternak harus
memadai (Suprijatna et al., 2005).
Bahan
pakan (makanan ternak) adalah bahan-bahan alami maupun bahan buatan yang dapat
dimakan, disukai, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diserap dan
bermanfaat bagi ternak. Penyusun utama bahan pakan yang dapat dicerna dan
bermanfaat bagi ternak disebut zat makanan (nutrien). Besar kecilnya kandungan
nutrien di dalam bahan pakan yang dapat dicerna dan bermanfaat akan
mencerminkan besar kecilnya nilai nutriennya (Zuprizal dan Kamal, 2005).
Bentuk fisik pakan ada
beberapa macam, yaitu mash and limited grains (campuran bentuk
tepung dan butiran), all mash (bentuk tepung), pellet (bentuk
butiran dengan ukuran sama), crumble (bentuk butiran halus
dengan ukutan tidak sama). Di antara keempat macam bentuk tersebut,
bentuk pellet memiliki palatabilitas paling tinggi dan lebih
tahan lama disimpan. Bentuk all mash atau tepung digunakan
untuk tempat ransum otomatis, tetapi kurang disukai ayam, mudah tengik, dan
sering menyebabkan kanibalisme yang tinggi (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Air
mutlak diperlukan dalam usaha peternakan karena berpengaruh langsung
terhadap kehidupan ternak. Selain air untuk minum, air juga diperlukan untuk
memandikan ternak dan memebersihkan kandang. Perlu dipertimbangkan juga sumber
air yang akan digunakan, misalnya air tanah maupun air sungai yang mengalir
langsung (Subrono, 1995).
D. Produksi
Blakely
dan Bade (1991) menyatakan bahwa untuk ayam petelur produksi
telur rata-rata yang baik adalah 20 butir per bulan. Tilman, dkk. (1986)
kemampuan ayam petelur berproduksi tinggi akam menghasilkan rata-rata 250 butir
telur per-ekor pertahun dengan berat kira-kira mencapai 60 g. Amrullah (2003)
menyatakan bahwa petelur unggul dapat berproduksi sampai 70% atau 275 butir
pertahun. Produksi telur ayam lokal di Indonesia dengan makanan yang baik juga
berkisar dari 40-50%.
Anggorodi
(1994) mengemukakan bahwa besarnya telur di pengaruhi oleh beberapa faktor
termasuk sifat genetic, tingkat dewasa kelamin, umur, obat-obatan,dan makanan
sehari-hari. Faktor makanan terpenting yang diketahui mempengaruhi besar telur
adalah protein dan asam amino yang cukup dalam pakan. Selanjutnya di jelaskan,
bahwa di samping ransum yang berkualitas baik juga air minum turut berpengaruh
terhadap ukuran besar telur, dimana pada ayam kekurangan air minum akan
mempengaruhi organ reproduksinya.
Berat
rata-rata sebutir telur ayam ras yang sedang berproduksi adalah 60 gram dengan
rata-rata produksi pada titik optimal adalah 250 butir per ekor per tahun
(Tillman, 1986). Selanjutnya Romanoff dan Romanoff (1963) menyatakan, bahwa
membrane telur 10,5%, putih telur atau albumen 58,5%, dan kuning telur atau
yolk 31,0 % dari berat telur.
E.
Kesehatan
Ternak
Menurut
Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan No.18 Tahun 2009 yang dimaksud
kesehatan hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan perawatan hewan,
pengobatan hewan, pelayanan kesehatan hewan, pengendalian dan penanggulangan
penyakit hewan, penolakan penyakit, medik reproduksi, medik konservasi, obat
hewan dan peralatan kesehatan hewan serta keamanan pakan.
Penyakit
merupakan salah satu penghambat dalam usaha peternakan. Berbagai jenis penyakit
pada ternak dapat dibedakan menjadi dua yakni penyakit menular dan tidak
menular. Penyakit menular merupakan suatu ancaman bagi peternak. Walaupun
penyakit menular tidak langsung mematikan, akan tetapi bisa merusakan kesehatan
ternak secara berkepanjangan, mengurangi pertumbuhan, dan bahkan menghentikan
pertumbuhan sama sekali (Sugeng, 2003).
Upaya
pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha pencegahan penyakit dan
atau pengobatan pada ternak yang sakit. Namun demikian usaha pencegahan dinilai
lebih penting dibandingkan pengobatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya pengendalian
penyakit antara lain adalah : a) menjaga kesehatan ternak, b) mempertahankan
penampilan ternak agar tetap baik, c) memperhatikan komposisi bahan pakan, d)
Ketersediaan zat nutrisi yang baik dan seimbang dan e) mengoptimalkan pemakaian
limbah pertanian yang ada (Kartasudjana, 2001).
III.
TATA
LAKSANA KEGIATAN
A. Waktu
Pelaksanaan : 6-18 Januari 2014
B. Nama
Institusi : Peternakan
Ayam Petelur PT. Halim Farm
C. Alamat : Tundungan,
Sroyo, Jaten, Karanganyar
D. Uraian
kegiatan yang dilakukan di lokasi magang antara lain :
1. Metode
langsung
a. Orientasi
Orientasi
merupakan kegiatan pengenalan mengenai situasi dan kondisi peternakan. Tujuan
kegiatan ini adalah untuk mengenali setiap sisi dari peternakan baik kandang
maupun karyawannya.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu bentuk kegiatan tanya
jawab yang dilakukan secara langsung. Wawancara ini dilakukan baik ketika
berada di lapangan maupun di kantor. Beberapa pertanyaan mengenai materi yang
belum jelas akan ditanyakan langsung kepada koordinator masing-masing bagian
maupun langsung kepada pegawai yang ada pada saat itu.
c. Pelaksanaan
Magang
Pelaksanaan magang merupakan kegiatan yang menjadi
tujuan utama kami ketika berada di instansi mitra. Melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan dan dijadwalkan oleh masing-masing
bagian selama magang berlangsung. Tatalaksana atau uraian kegiatan yang akan
dilaksanakan selama magang antara lain adalah:
1) Melaksanakan
kegiatan harian seperti pembersihan tempat pakan dan minum, pemberian pakan,
pengambilan telur dan pengepakan dalam box maupun egg tray.
2) Kegiatan
lain yang dilakukan adalah pelaksanaan vaksinasi dan juga pemberian vitamin.
3) Pembedahan
ayam yang mati guna mengidentifikasi kematian dari ayam tersebut.
2. Metode
tidak Langsung
a. Pencatatan
data sekunder yang diperoleh dari internet dan media lainnya.
b. Metode
pengumpulan data dengan mencatat data-data yang telah ada, meliputi data iklim,
topografi, keadaan tanah luas areal, recording
produksi telur dan struktur organisasi.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Ayam
Petelur
Ayam layer atau ayam
petelur adalah ayam yang diternakkan khusus untuk menghasilkan telur konsumsi.
Jenis ayam petelur dibagi menjadi tipe ayam petelur ringan dan medium. Tipe
ayam petelur ringan mempunyai badan yang ramping dan kecil, bulu berwarna putih
bersih, dan berjengger merah, berasal dari galur murni (white leghorn)
mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun produksi hen house. Ayam
petelur ringan sensitif terhadap cuaca panas dan keributan, responnya yaitu
produksi akan menurun. Tipe ayam petelur medium memiliki bobot tubuh yang cukup
berat, tidak terlalu gemuk, kerabang telur berwarna coklat,dan bersifat dwiguna
(Bappenas, 2010).
Ayam
petelur tubuhnya relatif lebih kecil jika dibandingkan ayam tipe pedaging.
Produksi telurnya antara 250 sampai 280 butir per tahun. Telur pertama
dihasilkan pada umur 5 bulan. Umumnya, produksi telur yang terbaik akan
diperoleh pada tahun pertama ayam mulai bertelur. Produksi telur pada
tahun-tahun berikutnya cenderung akan terus menurun.
Ayam
petelur di peternakan ayam petelur PT. Halim Farm adalah strain layer dengan warna kerabang telur
coklat. Menurut Wahyu (1985), ayam petelur ini mulai bertelur pada umur sekitar
22 minggu. Produksi telur terus meningkat
dan mencapai puncak produksi pada umur sekitar 32 sampai 36 minggu.
Setelah mencapai puncak, kemudian produksi mulai berkurang secara
perlahan-lahan sampai sekitar 55% pada umur 82 minggu. Umur ayam di peternakan
PT. Halim Farm sangat beragam. Umurnya dikelompokkan menjadi umur muda,
setengah tua, dan ayam tua. umur yang berbeda akan membuat perlakuan terhadap
ayam juga berbeda. Ayam yang usianya lebih muda tentunya perihal mengenai
jumlah konsumsi pakan juga berbeda. Hal tersebut dikarenakan pakan yang
dikonsumsi selain untuk maintenance
dan produksi telur juga untuk pertumbuhan dan perkembangan
B.
Perkandangan
Kandang merupakan
sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak, sehingga kandang harus bisa
memberi jaminan hidup yang sehat dan nyaman sesuai dengan tuntutan hidup
ternak. Kandang
berfungsi untuk melindungi ternak ayam dari pengaruh buruk iklim, seperti
hujan, panas matahari, atau gangguan-gangguan lainnya. Kandang yang nyaman dan
memenuhi syarat-syarat perkandangan akan memberikan dampak positif karena
ternak menjadi tenang dan tidak stress. Dampak positif yang diinginkan seperti
tingginya produktifitas juga akan terpenuhi.
Kandang yang berada
pada PT. Halim Farm menggunakan 3
jenis kandang yaitu tipe gable, semi monitor, dan monitor. Atap sebagian besar
menggunakan genteng, namun terdapat juga kandang yang menggunakan atap
asbes. Dari segi kontruksinya kandang
disini cukup kuat untuk menampung lebih dari seribu ayam petelur. Kandang
menggunakan bentuk V jadi hanya terdapat dua bagian, yaitu samping kanan dan
kiri, dari masing masing bagian terdapat tiga tingkatan. Kandang dibuat dengan
benyuk bateray. Luas lahan pada PT. Halim Farm
adalah sekitar 5 Ha.
1. Tipe-tipe Kandang PT. Halim Farm
a. Atap
Kandang gable
Gambar.1
Tipe atap kandang gable
Jenis
atap ini dipergunakan untuk ukuran kandang yang kecil dan jumlah pemeliharaan
unggas yang sedikit. Kandang dengan ukuran lebar lebih dari 4 meter tidak cocok
menggunakan atap jenis ini. Suatu bentuk rumah kandang yang mempunyai saluran
udara dibagian dinding depan separuh bagian terbuat dari rakitan bambu yang
seperti keranjang. Saluran udara sebagian dapat melalui sisi bagian kiri dan atap rumah.
b. Atap
Kandang semi monitor
Gambar.2
Tipe atap kandang semi monitor
Bentuk rumah kandang yang mempunyai
saluran udara masuk ke dalam kandang melalui bagian atap pada atap monitor. Adanya
saluran udara seperti itu maka diharapkan pergantian udara dalam andang dan
dapat lancar untuk menjamin kesegaran dan udara dalam kandang yang diperlukan
oleh ayam. Atap semi monitor merupakan gabungan dari jenis atap monitor dan
gable, umumnya di pergunakan untuk memelihara unggas dalam jumlah sedikit
c.
Atap Kandang monitor
Gambar.3
Tipe atap kandang monitor
Bentuk
rumah kandang yang mempunyai saluran udara pada bagian atap lebih sempurna pada
bagian monitor terbuka seluruhnya sehingga peredaran udara masuk mapun keluar
secara langsung dapat berganti. Atap jenis dipergunakan apabila ukuran kandang
cukup luas atau lebar kandang lebih dari 3,5 m dan jumlah unggas yang
dipelihara banyak. Jenis ini sangat bagus terutama bila dikaitkan dengan
fungsinya membantu sirkulasi udara kandang.
Kandang yang digunakan dalam peternakan ini memiliki
spesifikasi yang berbeda-beda dari segi kontruksi. Kami telah mengambil
rataa-rata dari setiap bentuk atap kandang. Kandang gable memiliki lebar 3,6 m
; tinggi dari tanah sampai ujung atap 4,7 m ; tinggi ujung atap dari lantai
kandang 3,4 m ; tinggi ventilasi 1,38 m. kandang dengan tipe atap semi monitor
memiliki lebar 3,8 m ; tinggi dari tanah sampai ujung atap 4,15 m ; tinggi
ujung atap dari lantai kandang 3,43 m ; tinggi ventilasi 1,2 m. sedangkan
kadang monitor memiliki lebar kandang 3,6 m; tinggi dari tanah sampai ujung
atap 5,9 m; tinggi ujung atap dari lantai kandang 3,8 m.
2. Bentuk
Kandang
Gambar 4. Konstruksi Kandang
Kandang yang di gunakan menggunakan kandang bateray.
Kandang baterai merupakan kandang yang berbentuk
sangkar empat persegi panjang yang disusun berderet-deret memanjang bertingkat
dua ataupun bertingkat tiga, dan setiap sangkar (ruangan) hanya menampung satu
ekor ayam. Lantai kandang merupakan bilah-bilah bambu ataupun kawat yang
disusun tidak rapat agar kotoran ayam dapat langsung jatuh ke tanah. Ukuran
luas sangkar kandang untuk satu ekor ayam adalah panjang 45 cm, lebar 25 – 30
cm dan tinggi 40 – 45 cm. Pintu kandang terletak di bagian muka, pada sisi yang
berukuran 40 – 45 cm x 25 30 cm. Model kandang ini paling sesuai dengan dan
efektif untuk daerah tropis yang panas dan lembab seperti di Indonesia, serta
cocok untuk lahan yang sempit.
3.
Peralatan Kandang
Peralatan yang terdapat di dalam kandang ada tempat
makan, tempat minum, ceker, alat untuk memberi makan, egg tray dan alat kebersihan. Peralatan tersebut memiliki fungsi
berbeda-beda tergantung kegunaannya. Peralatan ini juga mempermudah operator
kandang dalam melakukan pekerjaannya. Peralatan pada peternakan ini kalau
dilihat dari segi ekonomi sangat sederhana dengan harga yang murah, namun
kegunaanya sangat mendukung dari kandang. Ukuran alat yang tidak terlalu besar
dan juga ringan membuat operator kandang tidak kesulitan dalam pengelolaan
pakan.
a.
Alat
Pakan
Gambar
5. Peralatan untuk memberi pakan
Alat ini di gunakan oleh operator kandang untuk
memberi makan pada ayam layer.
Penggunaan alat ini mempermudah dan mempercepat pemberian makan karena
dengan model tempat pakan yang di bentuk menjadi satu deret, setelah alat ini
di isi pakan, langsung pakan diletakkan pada tempat pakan kemudian ditarik
dengan tangan dan dengan takaran yang cukup.
b. Tong
Penampung Air
Gambar 6. Tong
Penampung Air
Tempat penampungan ini diletakkan di tempat yang
tinggi agar dapat mengalirkan air ke tempat minum dengan lancar. Alat ini
berguna sekali ketika pemberian vaksin atau vitamin karena tinggal memasukkan
ke dalam penampung dan dialirkan menuju tempat minum.
c.
Tempat
Pakan
Gambar 7. Tempat Pakan
Tempat pakan ini menggunakan bahan
setengah dari belahan pipa paralon sehingga bentuknya memanjang sepanjang
kandang. Tempat pakan ini mempermudah dalam pemberian pakan karena tidak harus
memberi makan ayam satu per satu.
d.
Tempat minum
Gambar
8. Tempat Minum
Tempat
minum ini menggunakan paralon yang dibelah menjadi 2 bagian. Penggunaan
peralatan ini adalah untuk mempermudah dalam pemberian minum dan dalam proses
membersihkannya. Air dialirkan dari satu kran air yang langsung mengalir ke
paralon air sepanjang kandang.
e.
Egg tray
Gambar 9. Egg tray
Egg
tray
ini adalah tempat untuk mengangkut telur dari kandang ke tempat penimbangan.
Satu egg tray mampu menampung telur
sejumlah 30 butir telur. Alat ini cukup praktis karena tidak berat dan
mempermudah dalam mengangkatnya karena dapat di tumpuk. Alat ini juga
meminimalisir terjadinya telur pecah dalam proses pengangkutannya.
f.
Ceker
Ceker digunakan untuk meratakan pakan
pada saat setelah pemberian pakan agar pakan yang diberikan dapat merata pada
setiap ayam. Perataan pakan ini dilakukan sekitar 3 – 5 kali sehari.
C.
Pakan
Pakan merupakan
faktor yang sangat penting dalam pemenuhan nutrisi bagi ayam petelur. Jumlah
telur yang diproduksi ayam sangat tergantung pada pemberian pakan dengan ransum
yang sesuai dan mencukupi nutrisi untuk bertelur. Pemberian pakan tergantung
pada umur ayam, kualitas pakan, dan komposisi pakan. Peternakan ini pemberian
pakan pada usia produktif mencapai 120-122 gr/ekor/hari dengan crude protein 18-21%.
Pakan yang
digunakan di peternakan ayam PT. Halim Farm
adalah pakan kering dingin. Pakan yang diberikan adalah campuran dari jagung
giling, bekatul, bungkil kedelai dan tepung ikan. Pakan tersebut didatangkan
dari kandang pakan yang masih satu manajemen dengan Halim farm. Pakan diberikan setiap pagi sekitar jam 07.30 dan siang
sekitar 13.30 WIB. Pakan tersebut telah disesuaikan dengan jumlah kebutuhan
ransum untuk ayam setiap umurnya. Pakan diberikan 2 kali dalam sehari karena
apabila ayam kekurangan energi dapat langsung disokong dengan pakan
selanjutnya.
Menurut
Kartasudjana dan Suprijatna (2006) bentuk fisik pakan ada beberapa macam, yaitu mash
and limited grains (campuran bentuk tepung dan butiran), all mash (bentuk
tepung), pellet (bentuk butiran dengan ukuran sama), crumble (bentuk
butiran halus dengan ukutan tidak sama). Peternakan ini menggunakan pakan
bentuk crumble yang dinilai lebih
efektif sesuai dengan ukuran dari paruh ayam.
D.
Produksi
Produksi telur menurut data
yang kami ambil dari data harian berbeda-beda tergantung umur ayam dan populasi
ayam. Ayam yang masih muda atau pada awal mulai bertelur berumur 20 minggu
produksi telurnya masih sedikit, seperti pada kandang 44, 45 dan 25 dengan
produksi telur (% lay) 30,69%; 35,78% dan 24,02%. Hal ini disebabkan ayam masih
terlalu muda untuk bertelur dan pemberian pakan masih sedikit sekitar 110
gr/ekor/hari, ini belum memenuhi dan protein untuk produksi ayam dan hanya
cukup untuk mencukupi kebutuhan energi harian yang idealnya pemberian pakan 120
gr/ekor/hari seperti pada ayam lainya yang telah mencapai puncak produksi.
Ayam yang telah
mencapai puncak produksi menurut data yang diambil berkisar antara umur 25 sampai
52 minggu. Produksi telur (% lay) pada kandang 11, 12 berumur 27 minggu
mencapai 87,09% dan 86,77%. Kandang 6, 9 dan 10 berumur 32 minggu mencapai
154,26%; 91,53%; dan 87,6%. Kandang 31, 39 dan 26 berumur 48 minggu mencapai
74,92%; 80,97%; dan 80,16%. Kandang 47, 49 dan 4 mencapai 78,83%; 75,54; dan
83,33%. Ayam berumur 27 sampai 52 minggu ini diberi pakan dengan konsumsi
120-122/ekor/hari, hal ini telah mencukupi kebutuhan energi harian dan protein
untuk produksi telur. Kecuali pada kandang 6 berumur 32 minggu, ayam diberi
konsumsi pakan 203,85 gr/ekor/hari, hal ini sangat berlebihan sehingga boros
dalam pemberian pakan. Sejalan dengan itu produksi telurnya juga melebihi
rata-rata yaitu mencapai 154,26%.
Ayam yang
setengah tua dengan produksi telur yang masih stabil berkisar antara umur 59
sampai 82 minggu. Produksi telur (% lay) pada kandang 46 dan 48 berumur 59
minggu mencapai 77,47% dan 74,11%. Kandang 28, 29, 30 dan 33 berumur 67 minggu
mencapai 74,72%; 75,24%; 83,55%; dan 79,38%. Kandang 16, 18, 40 dan 41 berumur
73 minggu mencapai 78,94%; 80,29%; 85,35%; dan 78,38%. Kandang 2, 43 dan 50
berumur 74 minggu mencapai 80,60%; 73,75%; dan 38,75%. Kandang 8, 34, 35, 17,
19, 20, 21, 37 dan 38 berumur 77 minggu mencapai 75,4%; 99,3%; 79%; 73,22%;
77,13%; 72,33%; 70,15%; dan 71,19%. Ayam berumur 59 sampai 82 minggu ini diberi
pakan dengan konsumsi 119-122,5/ekor/hari, hal ini telah mencukupi kebutuhan
energi harian dan protein untuk produksi telur. Kecuali pada kandang 34 berumur
77 minggu, ayam diberi konsumsi pakan 172,65 gr/ekor/hari, hal ini sangat
berlebihan sehingga boros dalam pemberian pakan. Sejalan dengan itu produksi
telurnya juga melebihi rata-rata yaitu mencapai 99,3%.
Ayam petelur
stain layer mulai diafkir setelah
mencapai umur 90 minggu ke atas. Ayam petelur yang tua produksi telurnya mulai
menurun, maka dari itu perlu diafkir untuk efisiensi pakan. Namun peternakan
ini masih menjaga ayam-ayam tua dan tidak diafkir walaupun sudah melebihi batas
umur ayam afkir. Hal ini dipertimbangkan dari produksi telur yang masih baik
hingga mencapai batas terendah produksi telur pada peternakan ini yaitu 40%
baru diafkir dan juga menunggu pedagang ayam yang belum bisa mengambil ayam
afkir karena harga ayam afkir sekarang menurun.
Menurut data
yang diperoleh masih ada ayam yang kisaran umurnya diatas 95 minggu yaitu pada
kandang 3, 13, 14, 22, 23, 24, dan 36 dengan produksi telur mencapai 69,70%;
64,6%; 60,92%; 64,23%; 69,37%; 62,10%; dan 64,72%. Ayam umur 96 minggu ini
diberi konsumsi pakan sebanyak 117,6-122,3 gr/ekor/hari.
E.
Kesehatan
Ternak
Kesehatan ternak ayam layer sangat penting karna
dapat mempengaruhi produksi telur dari ayam layer ini. Pemberian vitamin dan
vaksin di tujukan untuk meningkatkan produktivitas dan memberi antibodi pada
ayam layer tersebut agar tidak terkena penyakit yang dapat mempengaruhi
produksi dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Pemberian vaksin dan vitamin
ini sudah terjadwalkan sesuai dengan umur dari ayam tersebut, karena pemberian
vaksin dan vitamin tidak asal memberi namun juga memikirkan kondisi fisik dari
ayam yang akan diberi vaksin dan vitamin.
Vaksin ada 2 macam yaitu injeksi dan drink water.
Injeksi adalah dengan cara menyuntikkan vaksin melalui intramuskuler atau bisa juga melalui subcutan pada bagian belakang leher. Sedangkan drink water dengan cara mencampurkan vaksin dengan air minum
melalui bak penampungan air minum. Vaksin dapat digunakan sebagai pencegahan
maupun penyembuhan penyakit.
1. Peralatan
Vaksin
a.
Suntikan
Gambar
10. Suntikan
Alat ini digunakan untuk menginjeksikan
vaksin melalui intramuskuler ataupun
melalui subcutan. Cara penggunaannya
adalah dengan menyambungkan selang ke wadah vaksin. Kemudian disuntikkan ke
bagian tubuh ayam lalu dorong pelatuknya agar vaksin masuk.
b. Selang
bening
Gambar 11. Selang
Selang
di gunakan sebagai penghubung dan penyalur vaksin dari botol vaksin ke suntikan
(injector).
c. Vaksin
Gambar 12.
Vaksin
Vaksin ini memiliki fungsi yang berbeda-beda
tergantung jenis penyakit yang akan di vaksin. Beberapa vaksin yang kami
pelajari dan kami lakukan adalah vaksin Coryza dan AI serta ND-IB.
d. Vitamin
Gambar 13. Vitamin B Kompleks
Vitamin
digunakan untuk anti stress, penguat kerabang dan juga digunakan untuk menambah
vitamin khusus untuk kebutuhan ayam layer.
2. Penyakit
pada Ayam Petelur
Terdapat beberapa penyakit yang menyerang ayam
petelur di peternakan Halim Farm yang
tentunya sangat merugikan dan menurunkan produksi telur. Selain itu penyakit
tersebut juga akan mematikan ayam. Beberapa penyakit tersebut adalah :
a. IB
Penyakit IB merupakan
penyakit saluran pernafasan atas dan urogenital pada ayam yang bersifat akut
dan menular (KING dan CAVANAGH, 1991). Serangan virus IB sangat merugikan
karena dapat menyebabkan kematian dengan tingkat mortalitas 10–30% pada
anak-anak ayam berumur kurang dari tiga minggu (HOFSTAD, 1984) dan ditandai
dengan gejala pernafasan seperti sesak nafas, bersin-bersin, serta ngorok. Ayam
umur di atas enam minggu yang terserang virus IB dapat menyebabkan pertumbuhan
badan terhambat (DAVELAAR et al., 1986) sedangkan pada ayam petelur dewasa yang
terserang virus IB menyebabkan penurunan produksi
hingga mencapai 60% dalam kurun waktu 6–7 minggu dan selalu disertai dengan
penurunan mutu telur berupa bentuk telur tak teratur, kerabang telur lunak dan
albumin cair (HOFSTAD, 1984; DAVELAAR et al., 1986; MUNEER et al., 1986; CHUBB,
1988). Penyakit IB pada unggas disebabkan oleh virus Corona, termasuk dalam
famili Coronaviridae dan memiliki banyak serotipe, hal ini berhubungan dengan
perbedaan susunan basa pada S1 glikoprotein. Untuk mewaspadai adanya serangan
virus IB yang dapat merugikan industri peternakan ayam baik layer maupun
broiler, perlu diantisipasi terjadinya serangan Infectious Bronchitis Virus
(IBV).
b. Flu Burung
Penyakit flu burung (High
Pathogenic Avian Influenza/HPAI) merupakan penyakit unggas yang sangat patogenik
dan fatal, yang dapat menyebabkan gejala pernafasan, gastrointestinal dan
syaraf. Karena bersifat zoonosis, maka sejak 1955 HPAI menjadi sangat penting
di seluruh dunia (OIE, 2000). Sementara wabah Al yang merebak di Indonesia,
telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi agen penyebabnya, yaitu virus
Influenza tipe A subtipe H5N I (WIYONO et
al.,2004) . Ayam yang terserang penyakit ini memperlihatkan gejala sianosis
pada pial dan jenggernya, ptekhiae subkutan pada kaki, eksudat cair dari rongga
hidung dan kematian mendadak secara beruntun dalam jumlah yang besar (DAMAYANTI
et al., 2004a). Terjadi perdarahan
pada hampir semua organ (otot dada, paha, trakhea, paru-paru, jantung, ovarium)
dan nekrosis pada hati dan ovarium. Warna khusus imunohistokimia, pada organ-organ
tersebut dapat dideteksi adanya virus H5N I (DAMAYANTI et al., 2004b).
c. Gumboro
Penyakit Gumboro atau
Infectious Bursal Desease (IBD)
merupakan penyakit pada ayam yang disebabkan oleh
virus, penyakit ini bersifat akut dan menyerang unggas muda, terutama umur 4-6
minggu. penyakit ayam ini ditandai dengan depresi yang hebat, disamping
itu bersifat imunosupresif yaitu
depresi pembentukan antibodi humoral karena terjadi kerusakan sel limfoid bursa fabricius, dan lebih
ringan dalam organ limfoit lain. Penyakit
gumboro pertama kali dilaporkan Cosgrove
pada tahun 1962 di daerah Gumboro, Delaware, USA yang kemudian menamakanya
sebagai penyakit Gumboro. Penyakit Gumboro menyerang semua jenis ayam dan jenis
unggas lainya, misalnya kalkun. Agen penyebab penyakit telah berhasil diisolasi
oleh Winterfield pada tahun 1962, yang membedakan dengan penyakit yang
telah dikenal sebelumnya sebagai nephroptic
infectious bronchitis akibat inveksi virus pada ayam.
Infectious Bursal Desease atau penyakit gumboro disebabkan oleh virus yang tidak
beramplop dan berbentuk simetri
icosahedral dengan diameter antara 55 – 60 nm (Hirai and Shimakura,
1974). Dobos et al (1979) mengelompokan virus IBD ke dalam famili Birnaviridae, genus Birnaviridae, merupakan ds RNA bersegmen dan hanya memiliki 2
segmen. Virus ini mempunyai kapsid yang mengandung empat struktural protein
(Nick et al., 1976, Dobos et al., 1979).
d. Coryza
Coryza merupakan salah satu dari banyak
penyakit pernafasan yang juga dapat menimbulkan suara seperti ngorok.
Snot disebabkan oleh bakteri haemophilus
paragalinarum yang merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek
atau cocobacililli , tercat polar, non motil, tidak
membentuk spora dan fakultatif anaerob.
Sampai saat ini di Indonesia diketahui ada 3 serotype Coryza yaitu
A, B dan C namun ada serotype lain yang merupakan varian B atau ada juga
menyebutkan serotype non-ABC. Bakteri ini mudah mati jika berada dilur tubuh
inang/ unggas yaitu akan mati sekitar 4 jam namun
akan sedikit lebih bertahan jika bakteri ini berada dalam eksudat/ lendir/
ingus yaitu bisa antara 1-3 hari.
Gejala klinis yang paling awal dapat ditemukan pada ayam yang
terinfeksi coryza/ SNOT adalah bersin-bersin yang diikuti dengan adanya eksudat
dari hidung maupun mata. Jika proses berlanjut maka eksudat tersebut akan
mengental dan berbau busuk/ tidak sedap. Infeksi
coryza ini jika ikut menyerang saluran pernafasan bagian bawah
maka yang terjadi adalah muncul suara ngorok yang umumnya akan terdengar jelas
saat malam hari. Efek dari infeksi saluran pernafasan tersebut adalah ayam
susah bernafas sehingga akan menyebabkan penurunan nafsu makan dan minum serta
terjadinya stress berat. Akibatnya daya tahan tubuh melemah dan ayam akan
mudah terserang penyakit lainnya.
F.
Penanganan
Telur dan Pemasaran
1. Penanganan
Telur
Ayam sekali bertelur memerlukan waktu 25-26 jam.
Telur ayam yang keluar dari kloaka akan menggelinding keluar sangkar pada
tempat telur bagian bawah sangkar. Tujuan dari bentuk kandang tersebut memiliki
tujuan agar memudahkan operator kandang dalam pengambilan telur. Telur-telur
tersebut kemudian diambil dan diletakkan di dalam egg tray sebelum ditimbang. Satu egg tray terdiri dari 30 butir telur ayam segar. Telur-telur yang
telah terkumpul selanjutnya dibawa dengan menggunakan gerobak ke tempat
penimbangan telur.
Penimbangan telur dengan menggunakan
timbangan elektrik yang lebih tepat dan mudah disbanding timbangan manual.
Peternakan ini biasanya dalam penimbangan telur bobot yang dikehendaki untuk
dimasukkan dalam box adalah 10 kg/boks dan 15 kg/boks. Selain dengan
menggunakan boks telur dalam pengepakan juga menggunakan egg tray kardus tergantung permintaan dari distributor atau agen.
Kegiatan dalam peternakan ini semuanya masih dikerjakan dengan tenaga manusia
atau masih manual. Berikut adalah alur penanganan telur ayam segar
Gambar 14. Telur di Baterai Gambar 15. Pengambilan telur
Gambar 16. Telur di egg tray Gambar
17. Pengangkutan telur
Gambar 18. Penimbangan telur Gambar 19.Pengepakan Telur
2. Pemasaran
Telur setelah pengepakan selanjutnya
disimpan dalam tempat penyimpanan atau gudang telur yang biasanya nanti setelah
sore hari dating truk pengangkut telur untuk didistribusikan. Proses pemasaran
yang dilakukan oleh manajemen PT. Halim farm adalah dengan menjalin kerjasama dengan
beberapa link dalam distribusinya. Telur yang masih segar langsung diambil oleh
link tersebut atau sebaliknya dari pihak kandang yang mengantarkan telur ini ke
tempat link yang dituju. Link tempat pendistribusian tersebut meliputi Toko
Emunah di Jl. Raya Solo-Purwodadi dan Lotte Mart Solo. Harga pemasaran masih
mengikuti harga yang berada di pasaran telur yakni Rp 15.000,00 sampai Rp
15.500,00 per kilonya.
Gambar
20. Pendistribusian Telur
Pendistribusian
menggunakan truk yang tertutup agar lebih aman dan tidak terkena pengaruh dari
luar atau pengaruh cuaca. Penataan box juga perlu diperhatikan karena jika box
telur masih bisa bergoyang akan menyebabkan telur pecah. Pecahnya telur tentu
saja akan merugikan pihak distributor.
G.
Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Produktifitas Telur
Pembahasan dalam laporan ini tidak lengkap bila
hanya membahas mengenai sarana produksi dan penanganan hasil produksi. Hal-hal
seperti penyebab turunnya produksi juga perlu dibahas agar nantinya dapat
mengurangi tingkat penurunan produktifitas telur. Berikut adalah beberapa faktor
yang dianalisis selama kegiatan magang di PT. Halim farm .
1. Konstruksi
kandang
Beberapa hal yang kami analisis yang memungkinkan
sebagai penyebab penurunan produksi telur adalah beberapa kandang yang jarak
tanah tempat ekskreta dengan sangkar terlalu dekat. Jarak yang terlalu dekat
akan membuat ammonia pada ekskreta sulit terurai di udara, akibatnya gas
tersebut dihirup oleh ayam yang tentunya akan mengganggu pernafasan ayam. Jarak
atap yang terlalu dekat dengan sangkar akan membuat pertukaran O2
kurang maksimal.
Tempat telur pada sangkar yang terlalu miring
memungkinkan telur untuk langsung meluncur ke lantai kandang, sehingga telur
retak dan harus disortir. Tempat minum yang terlalu miring akan membuat sulit
dalam pembersihan, air minum yang menggenangi tempat pakan akan membuat pakan
menjadi basah dan palatabilitas ayam akan menurun.
2. Operator
Kandang
Operator kandang terkadang menyepelekan mengenai
hal-hal yang dianggap kecil namun sering disepelekan. Terdapat beberapa
karyawan yang ketika di dalam kandang berbicara dengan suara yang keras,
sehingga mengagetkan ayam. Akibat hal tersebut ayam akan menjadi stress, karena
ungags merupakan hewan yang mudah stress. Pemberian pakan harusnya setelah
pembersihan tempat minum, tujuannya adalah agar apabila ada air yang tumpah
tidak membasahi tempat pakan yang masih kosong.
3. Abnormalitas
Telur
Faktor yang ketiga ini merupakan faktor yang
tersulit untuk dicegah. Abnormalitas diketahui setelah telur keluar dari
kloaka. Berikut adalah beberapa abnormalitas yang membuat produksi telur turun.
a) Telur
tanpa kerabang
Telur
tanpa kerabang mudah sekali pecah karena tidak mempunyai kerabang luar dan
hanya dibungkus dengan kerabang dalam yang sangat tipis. Hal ini terjadi karena
tidak terjadinya pembentukan kerabang luar di dalam uterus ayam.
Gambar 21. Telur tanpa kerabang
b) Bentuk
telur abnormal
Telur
normal berbentuk oval, tetapi ada ke abnormalitas dimana bentuk telur tidak
oval. Hal ini terjadi karena tidak sempurnanya pembentukan kerabang telur di
dalam uterus ayam atau bisa terjadi
saat pengeluaran telur melalui kloaka
ayam kurang mempunyai tenaga sehingga dapat menyebabkan bentuk telur abnormal.
Gambar 22. bentuk telur abnormal
c) Double yolk
Telur
mempunyai dua kuning telur dalam satu telur. Hal ini terjadi karena ovarium melepaskan dua ovum ke oviduct sehingga saat pembentukan albumen didalamnya terdapat dua kuning
telur (yolk) dan sering terjadi pada
ayam muda.
d) Telur
kecil
Telur
ayam sangat kecil sebesar telur puyuh, telur tersebut apabila dibuka ada yang
terdapat kuning telurnya dan ada pula yang tidak ada kuning telurnya. Apabila
tidak terdapat kuning telurnya maka di dalam organ reproduksi ayam tidak
terjadi pelepasan kuning telur dari ovarium.
Hal ini sering terjadi pada ayam yang produksinya sedang menurun.
Gambar 23. Double
Yolk Gambar 24.
Telur Kecil
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan
yang didapat dari pembahasan mengenai peternakan ayam petelur PT. Halim Farm diatas adalah :
1.
Ayam petelur yang diternakkan di PT.
Halim farm adalah ayam petelur jenis leghorn
yang warna bulunya merah bata.
2.
Produksi telur harian dipengaruhi oleh
sarana dan prasarana produksi seperti pakan, kandang, alat kandang. Selain itu
factor genetik, umur, cuaca, dan kesehatan juga sangat berpengaruh.
3.
Jumlah kandang di peternakan ini
sejumlah 50 kandang, namun yang terpakai hanya 45 kandang dengan populasi per
kandang ± 800-1000 ekor.
4.
Berbagai penyakit yang sering menyerang
ayam di peternakan Halim farm yang
diindikasikan juga mmenyerang ayam dipeternakan lain adalah Avian influenza, IB, Newcastle Disease, Coryza, dan IBD.
5.
Vaksinasi di peternakan ini rutin
dilakukan sesuai dengan jadwal vaksin masing-masing umur ayam.
6.
Vaksin dilakukan dengan 2 metode yaitu drink water dan injeksi (Subcutaneus dan intramuscular.
7.
Pemberian vitamin anti stress sebelum
vaksinasi dilakukan 2 hari sebelum vaksin dan 2 hari setelah vaksin.
B. Saran
Saran
yang dapat disampaikan dalam laporan magang ini adalah :
1. Pembekalan
materi mengenai ayam layer untuk operator dan karyawan lainnya perlu ditambah
agar lebih mengetahui tentang ayam layer dan terutama untuk masalah keamanan.
2. Perawatan
terhadap kandang sangat diperlukan untuk menunjang tingkat produktifitas ayam.
assalamualaikum, apakah boleh minta nomer dari perusahaan yang dapat di hubungi ?
BalasHapus